Puluhan tewas dan ribuan kehilangan tempat tinggal ketika badai mematikan melanda pantai negara bagian Brasil São Paulo, sehubungan dengan Karnaval Sao Paulo, yang akan berlangsung hingga 22 Februari 2023. hilang.
Guardian.ng melaporkan sekitar 64 orang tewas, 18 di antaranya anak-anak, setelah banjir dan tanah longsor melanda distrik Barra do Sahi di distrik San Sebastian di negara bagian Sao Paulo, Brasil.
Sebelum banjir dan longsor yang paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir itu, Sao Paulo kerap dilanda hujan deras selama hampir 24 jam dalam satu bulan terakhir di bulan Februari. Menurut pihak berwenang, curah hujan harian terbesar yang pernah tercatat di Brasil memicu banjir dan tanah longsor yang tak jarang menyebabkan kerusakan lumayan parah.
Lebih dari itu, pada saat badai mematikan pada 21 Februari 2023 itu, lebih dari 2.400 orang mengungsi akibat hujan lebat yang menyanyutkan rumah-rumah, jalan, klinik, dan sejumlah infrastruktur lainnya.
Sementara diberitakan BBC News, puluhan orang dikabarkan hilang akibat badai banjir dan longsor yang sebelumnya belum sempat terjadi di Brasil.
Akibat bencana tersebut, perayaan karnaval dikabarkan telah dibatalkan di sejumlah kota di Brasil, terutama di Sao Paulo yang terkenal selalu meriah perayaan karnavalnya, yang direncanakan digelar hingga 22 Februari 2023.
Sejumlah acara karnaval dibatalkan juga di beberapa bagian dari garis pantai yang merupakan tujuan populer bagi para turis kaya yang ingin menghindari perayaan besar di pinggir jalan di kota-kota besar Brasil.
Biasanya, festival atau karnaval di Brasil yang terkenal itu dilangsungkan selama lima hari menjelang perayaan Prapaskah dan perayaan penuh warna yang sangat identik dengan Brasil.
Akan tetapi, setelah bencana dan longsor menerjang Brasil, terdapat sejumlah asumsi yang menyebut bahwa banjir dan longsor di Brasil itu ada kaitannya dengan karnaval di Sao Paulo. Lantas apa kaitan banjir & longsor di Brasil dengan karnaval Sao Paulo?
Karnaval Satanic Brasil Berkaitan dengan Bencana Alam?
Bencana alam di Brazil ini viral karena orang mengaitkan bencana dengan karnaval. Bencana di Brasil itu terjadi tak lama setelah karnaval satanik yang diadakan di beberapa wilayah Brasil hingga menghancurkan sebagian kota.
Terlihat dalam beberapa unggahan video lainnya dalam karnaval itu ada sejumlah patung raksasa yang menyerupai bentuk setan. Tak lama dari karnaval tersebut, muncul petaka bencana banjir dan longsor dahsyat yang mencekam hingga menewaskan puluhan orang dan merobohkan beberapa bangunan.
Karnaval Sao Paulo yang direncanakan digelar hingga 22 Februari, akhirnya diasumsikan menjadi pembawa petaka karena perayaannya menampilkan nuansa satanik yang menurut penilaian warganet merupakan sebuah “azab”.
Lantaran bencana yang menewaskan puluhan orang itu, mengutip pressmediaofindia.com, acara-acara karnaval ikonik di Brazil resmi dibatalkan.
Melalui sebuah postingan di Twitter, Presiden Luiz Inacio Lulal da Silva, menyampaikan belasungkawa kepada para keluarga korban serta berjanji akan menyatukan pihak berwenang untuk menyediakan layanan kesehatan dan tim penyelamat.
“Kami akan menyatukan semua tingkat pemerintahan dan, dengan solidaritas masyarakat, merawat mereka yang terluka, mencari mereka yang hilang, memulihkan jalan raya, sambungan listrik dan telekomunikasi di wilayah ini,” tulis Presiden Lula.
Berkenaan dengan karnaval di Brasil, mengutip carnivaland.net, Karnaval Sao Paulo merupakan salah satu perayaan karnaval terbaik di negara tersebut yang akan menampilkan Parade Samba.
Karnaval Sao Paulo sendiri selalu dilangsungkan beberapa hari sebelum dimulainya masa Prapaskah, yakni dimulai pada hari Kamis, 16 – 22 Februari 2023.
Selain itu, dalam karnaval Sao Paulo itu terdapat pesta-pesta yang paling eksklusif serta diperuntukan bagi kaum elit Brasil saja dengan berisikan sejumlah kegiatan yang sangat bebas.
Situasi Terkini Bencana Badai di Brasil
Setelah bencana banjir dan longsor menerjang beberapa negara bagian di Brasil, gereja setempat telah memberikan dukungan kepada masyarakat terdampak serta pemerintah kota membuka tempat penampungan darurat bagi mereka yang kehilangan tempat tinggal.
Selain itu, dalam penampungan yang disediakan itu, masyarakat terdampak banjir dan longsor akan mendapatkan makanan, peralatan medis, hingga pakaian.
“Banyak korban yang tinggal bersama keluarga mereka dan membutuhkan makanan, produk pembersih, pakaian. Kami telah bekerja untuk melayani mereka,” ungkap Pastor Douglas Franco Machado.
Di samping mulai turunnya sejumlah bantuan, beberapa hari setelah banjir, terjadi lonjakan kasus diare di beberapa wilayah Brasil yang terkena bencana. Hal itu disebut-sebut disebabkan karena rusaknya ratusan septic tank dan rusaknya sistem sanitasi.
Sementara Direktur Caritas, Pastor Marcelo Marostica, menyatakan telah meluncurkan kampanye donasi untuk membuka rekening bank guna memberikan kontribusi keuangan kepada paroki di Sao Sebastiao, Sao Paulo, Brasil, serta memotivasi orang-orang untuk memberikan bantuan berupa makanan, obat-obatan, hingga beberapa aspek lainnya.